1. Riasan Yogya Putri
2. Riasan Yogya Paes Ageng
Riasan gaya Paes Ageng mirip dengan seperti Yogya Purti, namun untuk bagian rambut pengantin wanita dibiarkan menjuntai ke bawah. Sekarang ini pemakaian busana pengantin adat Jawa sudah mengalami perubahan seperti pemakaian kebaya panjang. Riasan ini tidak harus memakai kain yang dibalutkan seperti gaya yogya putri. Setiap pengantin bisa menentukan busana yang akan dipakai.
Riasan gaya Paes Ageng mirip dengan seperti Yogya Purti, namun untuk bagian rambut pengantin wanita dibiarkan menjuntai ke bawah. Sekarang ini pemakaian busana pengantin adat Jawa sudah mengalami perubahan seperti pemakaian kebaya panjang. Riasan ini tidak harus memakai kain yang dibalutkan seperti gaya yogya putri. Setiap pengantin bisa menentukan busana yang akan dipakai.
3. Riasan Yogya Jangan Menir
Gaya riasan Yogya Jangan Menir biasanya memakai busana tanpa memakai dodot. Riasana ini tidak jauh berbeda dengan 2 macam riasan yang sudah disebutkan. Seperti adanya hijab yang sudah menjadi tren busana sekarang ini, pemakaian hijab pada riasan pengantin adat Jawa ini juga direalisasikan. Inner hijab hitam bisa dipakai sebagai penutup kepala. Oleh karenanya dengan memakai hijab pada riasan pengantin adat Jawa ini, perlu dibutuhkan penyesuaian busana yang dikenakan.
Gaya riasan Yogya Jangan Menir biasanya memakai busana tanpa memakai dodot. Riasana ini tidak jauh berbeda dengan 2 macam riasan yang sudah disebutkan. Seperti adanya hijab yang sudah menjadi tren busana sekarang ini, pemakaian hijab pada riasan pengantin adat Jawa ini juga direalisasikan. Inner hijab hitam bisa dipakai sebagai penutup kepala. Oleh karenanya dengan memakai hijab pada riasan pengantin adat Jawa ini, perlu dibutuhkan penyesuaian busana yang dikenakan.
4. Riasan Solo Bahasan
Riasan ini mempunyai perbedaan pada paesnya, paes solo tidak memakai pinggiran warna emas namun hanya memakai warna hitam. Ciri khas lain dari rias solo yaitu pengantin wanita biasa mengenakan kemben, kain dodot serta sampur. Selain itu pada proses ritual pengantin juga memakai kain warna merah. Riasan paes dibentuk pada godheknya jadi lebih lebar dan berbeda gaya Jogya. Bagian atas paes hanya memakai aksesoris ukuran yang lebih kecil serta bentuk berbeda dengan gaya Jogya. Cunduk yang dipakai lebih banyak yaitu berjumlah sembilan dan juga ada aksesoris bunga melati. Bunga melati ini ditempatkan di atas sanggul dengan memutar mengikuti bentuk sanggul serta menutupi bagian sanggul dibagian belakang.
Riasan ini mempunyai perbedaan pada paesnya, paes solo tidak memakai pinggiran warna emas namun hanya memakai warna hitam. Ciri khas lain dari rias solo yaitu pengantin wanita biasa mengenakan kemben, kain dodot serta sampur. Selain itu pada proses ritual pengantin juga memakai kain warna merah. Riasan paes dibentuk pada godheknya jadi lebih lebar dan berbeda gaya Jogya. Bagian atas paes hanya memakai aksesoris ukuran yang lebih kecil serta bentuk berbeda dengan gaya Jogya. Cunduk yang dipakai lebih banyak yaitu berjumlah sembilan dan juga ada aksesoris bunga melati. Bunga melati ini ditempatkan di atas sanggul dengan memutar mengikuti bentuk sanggul serta menutupi bagian sanggul dibagian belakang.
5. Riasan Solo Putri
Riasan Solo Putri mempunyai ciri
khas yang hampir mirip dengan Solo Bahasan, yaitu memakai riasan hitam yang
pekat di dahi. Gaya rambut yang pakai adalah gaya ukel besar yang ditambah
dengan aksesoris bunga melati serta cunduk sisir dan cunduk pentul di bagian
atas kepala. Kaitannya dengan busana biasanya memakai kain beludru hitam dengan
tambahan benang emas. Hiasan benang emas ini dibentuk menjadi berbagai jenis
kreasi misalnya suluran atau bunga. Untuk ukuran kalung yang digunakan lebih
simpel dan kecil.
Itulah beberapa contoh model Rias
Make Up Pengantin Jawa yang dapat jadikan anda referensi untuk busana
pernikahan.
No comments:
Post a Comment